background blog

Jumat, 01 Oktober 2010

MENSTRUASI

A. PENGERTIAN MENSTRUASI

    Dalam masa anak-anak ovarium boleh dikatakan masih dalam keadaan istirahat dan belum menuaikan manfaatnya dengan baik. Baru jika tercapai pubertas (akil baligh), maka terjadilah perubahan-perubahan dalam ovarium yang mengakibatkan pula perubahan-perubahan besar pada seluruh badan wanita tersebut. Pubertas dialami pada umur 12 - 16 tahun dan dipengaruhi oleh keturunan, bangsa, iklim, dan lingkungan. Kejadian yang terpenting dalam pubertas ialah timbulnya haid yang pertama kali (menarche).
    Walapun begitu menarche merupakan gejala pubertas yang lambat. Paling awal terjadi pertumbuhan payudara (thelarche), kemudian tumbuh rambut kemaluan (puberche), disusul dengan tumbuhnya rambut diketiak. Barulah terjaid menarche, dan sesudah itu haid datang secara siklik. Haid (menstruasi) ialah perdarahan yang siklik dari uterus sebagai tanda awal alat reproduksi mulai berfungsi.
    Pengeluaran darah menstruasi berlangsung antara 3 - 7 hari, dengan jumlah darah yang hilang sekitar 50 - 60 cc tanpa bekuan darah. Bila perdarahan disertai gumpalan darah menunjukkan terjadi perdarahan banyak, yang merupakan keadaan abnormal pada menstruasi. Siklus menstruasi pada wanita tidak sama dengan variasi normal antara 26 - 32 atau 28 35 hari.
    Dalam pubertas anak tumbuh dengan cepat dan mendapatkan bentuk tubuh yang khas bagi jenisnya. Dengan pubertas ini, wanita masuk dalam masa reproduktif, artinya masa mendapat keturunan yang berlangsung kira-kira 30 tahun.

B. GANGGUAN MENSTRUASI
    Setelah memahami pengertian menstruasi normal dengan menarche sebagai titik awalnya, dapat dikemukakan beberapa gangguan menstruasi seperti di bawah ini.

a. Gangguan Banyaknya Darah dan Lamanya Haid
    Yang disebut hipermenorea (menoragia) pada bentuk gangguan siklus menstruasi tetap teratur, jumlah darah yang dikeluarkan cukup banyak dan terlihat dari jumlah pembalut yang dipakai dan gumpalan darahnya. Penyebab terjadinya menoragia kemungkinan terdapat mioma uteri (pembedaran rahim), polip endometrium (penebalan dinding rahim). Diagnosa kelainan ini dapat ditetapkan dengan cara pemeriksaan dalam, ultrasonografi (USG), dan pemeriksaan terhadap kerokan (kuretase). Kelainan kedua adalah hipomenorea, pada kelainan ini siklus menstruasi tetap teratur sesuai dengan jadwal menstruasi, jumlahnya sedikit, dengan kenyataan tidak banyak berdarah. Penyebabnya kemungkinan gangguan hormonal, kondisi wanita kekurangan gizi, atau wanita dengan penyakit tertentu.

b. Kelainan Siklus Menstruasi
    Mencakup bentuk-bentuk kelainan sebagai berikut: polimenorea, yaitu menstruasi yang sering terjadi dan abnormal. Oligomenorea, dimana siklus menstruasi melebihi 35 hari, jumlah perdarahan mungkin sama, penyebabnya adalah gangguan hormonal. Amenorea yaitu keterlambatan menstruasi lebih dari tiga bulan berturut-turut, menstruasi wanita teratur setelh mencapai usia 18 ahun. Ada beberapa bentuk amenorea yaitu amenorea primer dimana seorang wanita tidak mengalami menstruasi sejak kecil, penyebabnya kelainan anatomis alat kelamin diantaranya tidak terbentuknya rahim, tidka ada liang vagina, atau gangguan hormonal. Amenorea fisiologis (normal) yaitu seorang wanita sejak lahir sampai mencapai menarche terjadi pada kehamilan dan menyusui sampai batas tertentu, dan setelah mati haid. Amenorea sekunder yaitu pernah mengalami menstruasi dan selanjutnya berhenti lebih dari tiga bulan, penyebabnya kemungkinan gangguan gizi dan metabolisme, gangguan hormonal, terdapat tumor alat kelamin, atau penyakit menahun.

c. Perdarahan Diluar Haid
    Perdarahan diluar haid disebut juga metrogia. Perdarahan ini dapat disebabkan oleh keadaan yang bersifat hormonal dan kelainan anatomis. Pada kelainan hormonal terjadi gangguan poros hipotalamus-hipofise, ovarium (indung telur), dan rangsangan estrogen dan progesteron dengan bentuk perdarahan sebagai berikut: terjadi diluar menstruasi , bersifat bercak dan terus menerus, dan perdarahan menstruasi berkepanjangan. Pengobatan terhadap kelainan ini pada remaja (gadis) dengan pengaturan secara hormonal sedangkan untuk wanita menikah atau mempunyai anak dengan memeriksa alat kelamin dan bila perlu dilakukan kuretase dan pemeriksaan patologi untuk memastikannya. Untuk menegakkan kepastian dan mengurangi keluhan, sebaiknya dilakukan konsultasi ke dokter ahli. Bnetuk gambaran klinis gangguan hormonal dengan perdarahan yaitu perdarahan rahim menyimpang, menometroragia (perdarahan banyak dan berkelanjutan dengan menstruasi), atau mentroragia (perdarahan diluar menstruasi)
    Pada kelainan anatomis terjadi perdarahan karena adanya gangguan pada alat-alat kelamin diantaranya pada mulut rahim (keganasan, perlukaan, atau polip). Pada badan rahim (mioma uteri [tumor rahim], polip pada lapisan dalam rahim, keguguran atau penyakit trofoblast, keganasan). Sedangkan pada saluran telur kelainan dapat berupa kehamilan tuba (diluar kandungan), radang saluran telur, atau tumor tuba sampai keganasan tuba.
    Dapat disampaikan bahwa setiap perdarahan abnormal terjadi bersamaan atau diluar menstruasi sebaiknya melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.

d. Pre-Menstruasi Syndrome

    Yang biasa disebut PMS adalah sekumpulan gejala yang dialami wanita menjelang menstruasi. Biasanya PMS terjadi dalam bentuk gangguan emosional maupun fisik. Seperti merasa sedih tanpa sebab, panik, gelisah, insomnia, bad mood, mudah tersinggung, malas beraktivitas, selera makan meningkat atau berkurang, rasa nyeri pada payudara, perut kembung, kram perut, jerawat, sakit kepala dan migren, nyeri sendi dan sakit pinggang. Bahkan dalam kasus-kasus berat terdapat depresi, rasa ketakutan, gangguan konsentrasi. Faktor PMS ini tidak jelas, akan tetapi mungkin satu faktor yang memegang peranan ialah ketidakseimbangan hormon estrogen dan hormon progesteron dengan akibat retensi cairan dan natrium, penambahan berat badan dan kadang-kadang bangkak.
    Penanganan dari PMS ini berbeda-beda pada setiap wanita, tergantung dari gejala yang dialaminya. Untuk gangguan fisik dapat diberikan obat-obat pereda rasa nyeri seperti paracetamol atau asam mefenamat untuk pereda rasa nyeri ringan sampai sedang. Dosis yang dianjurkan ialah 500mg/6jam.

e. Dismenorea

    Dismenorea atau nyeri haid mungkin merupakan suatu gajala yang paling sering menyebabkan wanita-wanita muda pergi ke dokter untuk konsultasi dan pengobatan. Karena gangguan ini sifatnya subjektif, berat atau intensitasnya sukar dinilai. Walaupun frekuensi dismenorea cukup tinggi dan penyakit ini sudah lama dikenal, namun sampai sekarang patogenesisnya belum dapat dipecahkan dengan memuaskan.
    Oleh karena hampir semua wanita mengalami rasa tidak enak di perut bawah sebelum dan selama haid demikian hebatnya, sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara hidupnya sehari-hari, untuk beberapa jam atau beberapa hari.
    Dismenorea dibagi atas:
1.    Dismenorea primer (esensial, intrinsik, idiopatik), tidak terdapat hubungan dengan kelainan ginekologik.
2.    Dismenorea sekunder (ekstrinsik.yang diperoleh, acquired), disebabkan oleh kelaianan ginekologik (salpingitis kronika, endometriosis adenomiosis uteri, stenosis servisis uteri, dll).
Pembagian ini tidak seberapa tajam batasnya oleh karena dismenorea yang pada mulanya disangka primer, kadang-kadang – setelah diteliti lebih lanjut – memperlihatkan kelainan organik; jadi, termasuk dismenorea sekunder.

Penanganan pada dismenorea:
-    Penerangan dan Nasihat
Perlu dijelaskan kepada penderita bahwa dismenorea adalah gangguan yang tidak berbahaya untuk kesehatan. Hendaknya diadakan penjelasan dan diskusi mengenai cara hidup, pekerjaan, kegiatan, dan lingkungan penderita. Kemungkinan salah informasi mengenai haid atau adanya tabu atau takhayul mengenai haid perlu dibicarakan. Nasihat-nasihat mengenai makanan sehat, istirahat yang cukup, dan olahraga mungkin berguna. Kadangkadang diperlukan psikoterapi.
-    Pemberian obat analgesik
Dewasa ini banyak beredar obat-obat anakgesik yang dapat diberikansebagai terapi simptomatik. Jika rasa nyerinya hebat, diperlukan istirahat di tempat tidur dan kompres panas pada perut bawah untuk mengurangi penderitaan. Obat analgesik yang sering diberikan adalah paracetamol, asam mefenamat, atau preparat kombinasi aspirin, fenasetin, dan kafein.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar