background blog

Minggu, 31 Oktober 2010

EXISTING TSUNAMI SINCE 8000 YAERS AGO

An earthquake measuring 7.2 magnitude that rocked the Mentawai Islands, West Sumatra, Monday, October 25, 2010, causing a wave of deadly attacks, the tsunami. All the settlements are located on the west coast islands were hit by a tsunami that killed more than 400 people.
Indonesia is no longer familiar with the disaster. In December 2004, the great tsunami occurred in Aceh. Then the next three months occurred in Nias. One more year, exactly 17 July 2006, the tsunami also occurred in Pangandaran, West Java.
Tunami track record was already in place since 6000 BC. Scientific media page Livescience.com records list all-powerful tsunamis that have occurred on Earth.
6,000 BC
Large cluster in Sicily snow avalanches and falls into the sea. Landslide that occurred at 8 thousand years ago has sparked the tsunami spread across the Mediterranean Sea. There is no historical record of this disaster. Only the scientists estimate tsunami geology at 320 kilometers per hour has reached a height of 10 floors building.
1 November 1755
After the earthquake that destroyed Lisbon, Portugal, and shook much of Europe. Many people who take refuge in the boat. However, the tsunami would occur. No doubt this disaster killed more than 60 thousand people.
August 27, 1883
The eruption of Mount Krakatau in the Sunda Strait, triggering a tsunami that drowned coast of Sumatra, northern Java, and the Thousand Islands. Wave strength can drag coral weighing 600 tons to the beach. 36 thousand people have died in vain.
June 15, 1896
Waves as high as 30 feet emerged shortly after the earthquake in Japan. All of the tsunami that swept the east coast. 27 thousand people died.
1 April 1946
Large earthquake in Alaska cause big waves in Hawaii. Disasters are often referred to as the "mystery" April Fools tsunami "that killed 159 people.
July 9, 1958
8.3 Richter magnitude earthquake in Alaska sends out a wave of up to 576 meters in Lituya Bay, Alaska. It is the largest tsunami recorded in modern times.
Fortunately, the tsunami occurred in isolated places, so it does not cause many casualties. Tsunamis are only left two fishermen died, because the ship sank, hit by the waves.
May 22, 1960
The largest earthquake ever recorded of 8.6 magnitude in Chile. This earthquake created a tsunami that struck Chile Beaches within 15 minutes. High waves occur up to 25 meters. The tsunami killed 1,500 people in Chile and Hawaii.
March 27, 1964
Alaska Earthquake "Good Friday" measuring 8.4 magnitude, caused waves of 67 meters at Valdez Inlet region, Alaska. Wave at 640 kilometers per hour, killing more than 120 people. Ten of them were from the Crescent City, California, who also got sent waves as high as 6.3 meters.
August 23, 1976
Tsunami in the southwest Philippines killed at 8 thousand people. This great wave also triggered earthquakes in the vicinity of the beach.
July 17, 1998
An earthquake with magnitude 7.1 force generate a tsunami in Papua New Guinea. BESA wave quickly kill 2,200 people.
December 26, 2004
All-powerful earthquake with a strength of 9.3 magnitude rocked the Indian Ocean, off the west coast of Aceh. Largest earthquake during the last 40 years has led to high waves in North Sumatra, West Coast of Peninsular Malaysia, Thailand, the East Coast of India, Sri Lanka, even to the East Coast of Africa.
At least 320 thousand people from eight countries died. This disaster is the biggest death throughout history.
March 28, 2005
Three months later, tsunami also occurred in Sumatera. Off the coast of Nias Earthquake measuring 8.7 Richter which sparked a major tsunami that killed 1,300 people on Nias Island, West Sumatra.



THE CAUSE OF THE TSUNAMI 




Tsunamis can occur if an interruption occurs that causes the movement of large amounts of water, such as volcanic eruptions, earthquakes, landslides or meteorite that fell to earth. However, 90% of the tsunami is an earthquake under the sea. In recording the history of some of the tsunami caused by the volcano eruption, for example when the eruption of Mount Krakatoa.
Vertical movement on the earth's crust, can lead to the ocean floor rise or drop suddenly, which resulted in disruption of water balance that is above them. This resulted in the energy flow of sea water, which when it reached the coast into a large wave that caused the tsunami.
The speed of tsunami waves depends on the depth of the sea where the waves occurs, where the speed can reach hundreds of kilometers per hour. When the tsunami reaches the shore, its speed will be around 50 km / h and its energy is very damaging coastal areas in its path. In the midst of the tsunami wave height sea only a few centimeters to several meters, but when it reaches shore wave height can reach tens of meters due to a buildup of the water. When the tsunami reaches the coast of the mainland will crawl away from the coastline with a range of several hundred meters can even be a few kilometers.
This vertical motion can occur on the earth fault or the fault. The earthquake also occurred in the subduction area, where the oceanic plate menelusup down the continental shelf.
The landslide that occurred on the seabed and volcanic debris can also lead to disruption of sea water which can generate a tsunami. The earthquake caused perpendicular movement of the earth layer. As a result, the sea rose and fell abruptly so that the balance of sea water which is above them disturbed. Similarly, cosmic objects or meteor that fell from above. If the size of a meteor or landslide is big enough, can occur megatsunami reach hundreds of meters high.
The quake that caused tsunami

    
* An earthquake centered in the middle of the sea and shallow (0-30 km)
    
* An earthquake with a strength of at least 6.5 on the Richter Scale
    
* An earthquake with a pattern of reverse fault or fault down

Jumat, 01 Oktober 2010

MENSTRUASI

A. PENGERTIAN MENSTRUASI

    Dalam masa anak-anak ovarium boleh dikatakan masih dalam keadaan istirahat dan belum menuaikan manfaatnya dengan baik. Baru jika tercapai pubertas (akil baligh), maka terjadilah perubahan-perubahan dalam ovarium yang mengakibatkan pula perubahan-perubahan besar pada seluruh badan wanita tersebut. Pubertas dialami pada umur 12 - 16 tahun dan dipengaruhi oleh keturunan, bangsa, iklim, dan lingkungan. Kejadian yang terpenting dalam pubertas ialah timbulnya haid yang pertama kali (menarche).
    Walapun begitu menarche merupakan gejala pubertas yang lambat. Paling awal terjadi pertumbuhan payudara (thelarche), kemudian tumbuh rambut kemaluan (puberche), disusul dengan tumbuhnya rambut diketiak. Barulah terjaid menarche, dan sesudah itu haid datang secara siklik. Haid (menstruasi) ialah perdarahan yang siklik dari uterus sebagai tanda awal alat reproduksi mulai berfungsi.
    Pengeluaran darah menstruasi berlangsung antara 3 - 7 hari, dengan jumlah darah yang hilang sekitar 50 - 60 cc tanpa bekuan darah. Bila perdarahan disertai gumpalan darah menunjukkan terjadi perdarahan banyak, yang merupakan keadaan abnormal pada menstruasi. Siklus menstruasi pada wanita tidak sama dengan variasi normal antara 26 - 32 atau 28 35 hari.
    Dalam pubertas anak tumbuh dengan cepat dan mendapatkan bentuk tubuh yang khas bagi jenisnya. Dengan pubertas ini, wanita masuk dalam masa reproduktif, artinya masa mendapat keturunan yang berlangsung kira-kira 30 tahun.

B. GANGGUAN MENSTRUASI
    Setelah memahami pengertian menstruasi normal dengan menarche sebagai titik awalnya, dapat dikemukakan beberapa gangguan menstruasi seperti di bawah ini.

a. Gangguan Banyaknya Darah dan Lamanya Haid
    Yang disebut hipermenorea (menoragia) pada bentuk gangguan siklus menstruasi tetap teratur, jumlah darah yang dikeluarkan cukup banyak dan terlihat dari jumlah pembalut yang dipakai dan gumpalan darahnya. Penyebab terjadinya menoragia kemungkinan terdapat mioma uteri (pembedaran rahim), polip endometrium (penebalan dinding rahim). Diagnosa kelainan ini dapat ditetapkan dengan cara pemeriksaan dalam, ultrasonografi (USG), dan pemeriksaan terhadap kerokan (kuretase). Kelainan kedua adalah hipomenorea, pada kelainan ini siklus menstruasi tetap teratur sesuai dengan jadwal menstruasi, jumlahnya sedikit, dengan kenyataan tidak banyak berdarah. Penyebabnya kemungkinan gangguan hormonal, kondisi wanita kekurangan gizi, atau wanita dengan penyakit tertentu.

b. Kelainan Siklus Menstruasi
    Mencakup bentuk-bentuk kelainan sebagai berikut: polimenorea, yaitu menstruasi yang sering terjadi dan abnormal. Oligomenorea, dimana siklus menstruasi melebihi 35 hari, jumlah perdarahan mungkin sama, penyebabnya adalah gangguan hormonal. Amenorea yaitu keterlambatan menstruasi lebih dari tiga bulan berturut-turut, menstruasi wanita teratur setelh mencapai usia 18 ahun. Ada beberapa bentuk amenorea yaitu amenorea primer dimana seorang wanita tidak mengalami menstruasi sejak kecil, penyebabnya kelainan anatomis alat kelamin diantaranya tidak terbentuknya rahim, tidka ada liang vagina, atau gangguan hormonal. Amenorea fisiologis (normal) yaitu seorang wanita sejak lahir sampai mencapai menarche terjadi pada kehamilan dan menyusui sampai batas tertentu, dan setelah mati haid. Amenorea sekunder yaitu pernah mengalami menstruasi dan selanjutnya berhenti lebih dari tiga bulan, penyebabnya kemungkinan gangguan gizi dan metabolisme, gangguan hormonal, terdapat tumor alat kelamin, atau penyakit menahun.

c. Perdarahan Diluar Haid
    Perdarahan diluar haid disebut juga metrogia. Perdarahan ini dapat disebabkan oleh keadaan yang bersifat hormonal dan kelainan anatomis. Pada kelainan hormonal terjadi gangguan poros hipotalamus-hipofise, ovarium (indung telur), dan rangsangan estrogen dan progesteron dengan bentuk perdarahan sebagai berikut: terjadi diluar menstruasi , bersifat bercak dan terus menerus, dan perdarahan menstruasi berkepanjangan. Pengobatan terhadap kelainan ini pada remaja (gadis) dengan pengaturan secara hormonal sedangkan untuk wanita menikah atau mempunyai anak dengan memeriksa alat kelamin dan bila perlu dilakukan kuretase dan pemeriksaan patologi untuk memastikannya. Untuk menegakkan kepastian dan mengurangi keluhan, sebaiknya dilakukan konsultasi ke dokter ahli. Bnetuk gambaran klinis gangguan hormonal dengan perdarahan yaitu perdarahan rahim menyimpang, menometroragia (perdarahan banyak dan berkelanjutan dengan menstruasi), atau mentroragia (perdarahan diluar menstruasi)
    Pada kelainan anatomis terjadi perdarahan karena adanya gangguan pada alat-alat kelamin diantaranya pada mulut rahim (keganasan, perlukaan, atau polip). Pada badan rahim (mioma uteri [tumor rahim], polip pada lapisan dalam rahim, keguguran atau penyakit trofoblast, keganasan). Sedangkan pada saluran telur kelainan dapat berupa kehamilan tuba (diluar kandungan), radang saluran telur, atau tumor tuba sampai keganasan tuba.
    Dapat disampaikan bahwa setiap perdarahan abnormal terjadi bersamaan atau diluar menstruasi sebaiknya melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.

d. Pre-Menstruasi Syndrome

    Yang biasa disebut PMS adalah sekumpulan gejala yang dialami wanita menjelang menstruasi. Biasanya PMS terjadi dalam bentuk gangguan emosional maupun fisik. Seperti merasa sedih tanpa sebab, panik, gelisah, insomnia, bad mood, mudah tersinggung, malas beraktivitas, selera makan meningkat atau berkurang, rasa nyeri pada payudara, perut kembung, kram perut, jerawat, sakit kepala dan migren, nyeri sendi dan sakit pinggang. Bahkan dalam kasus-kasus berat terdapat depresi, rasa ketakutan, gangguan konsentrasi. Faktor PMS ini tidak jelas, akan tetapi mungkin satu faktor yang memegang peranan ialah ketidakseimbangan hormon estrogen dan hormon progesteron dengan akibat retensi cairan dan natrium, penambahan berat badan dan kadang-kadang bangkak.
    Penanganan dari PMS ini berbeda-beda pada setiap wanita, tergantung dari gejala yang dialaminya. Untuk gangguan fisik dapat diberikan obat-obat pereda rasa nyeri seperti paracetamol atau asam mefenamat untuk pereda rasa nyeri ringan sampai sedang. Dosis yang dianjurkan ialah 500mg/6jam.

e. Dismenorea

    Dismenorea atau nyeri haid mungkin merupakan suatu gajala yang paling sering menyebabkan wanita-wanita muda pergi ke dokter untuk konsultasi dan pengobatan. Karena gangguan ini sifatnya subjektif, berat atau intensitasnya sukar dinilai. Walaupun frekuensi dismenorea cukup tinggi dan penyakit ini sudah lama dikenal, namun sampai sekarang patogenesisnya belum dapat dipecahkan dengan memuaskan.
    Oleh karena hampir semua wanita mengalami rasa tidak enak di perut bawah sebelum dan selama haid demikian hebatnya, sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara hidupnya sehari-hari, untuk beberapa jam atau beberapa hari.
    Dismenorea dibagi atas:
1.    Dismenorea primer (esensial, intrinsik, idiopatik), tidak terdapat hubungan dengan kelainan ginekologik.
2.    Dismenorea sekunder (ekstrinsik.yang diperoleh, acquired), disebabkan oleh kelaianan ginekologik (salpingitis kronika, endometriosis adenomiosis uteri, stenosis servisis uteri, dll).
Pembagian ini tidak seberapa tajam batasnya oleh karena dismenorea yang pada mulanya disangka primer, kadang-kadang – setelah diteliti lebih lanjut – memperlihatkan kelainan organik; jadi, termasuk dismenorea sekunder.

Penanganan pada dismenorea:
-    Penerangan dan Nasihat
Perlu dijelaskan kepada penderita bahwa dismenorea adalah gangguan yang tidak berbahaya untuk kesehatan. Hendaknya diadakan penjelasan dan diskusi mengenai cara hidup, pekerjaan, kegiatan, dan lingkungan penderita. Kemungkinan salah informasi mengenai haid atau adanya tabu atau takhayul mengenai haid perlu dibicarakan. Nasihat-nasihat mengenai makanan sehat, istirahat yang cukup, dan olahraga mungkin berguna. Kadangkadang diperlukan psikoterapi.
-    Pemberian obat analgesik
Dewasa ini banyak beredar obat-obat anakgesik yang dapat diberikansebagai terapi simptomatik. Jika rasa nyerinya hebat, diperlukan istirahat di tempat tidur dan kompres panas pada perut bawah untuk mengurangi penderitaan. Obat analgesik yang sering diberikan adalah paracetamol, asam mefenamat, atau preparat kombinasi aspirin, fenasetin, dan kafein.

MENSTRUASI

A. PENGERTIAN MENSTRUASI
 
    Dalam masa anak-anak ovarium boleh dikatakan masih dalam keadaan istirahat dan belum menuaikan manfaatnya dengan baik. Baru jika tercapai pubertas (akil baligh), maka terjadilah perubahan-perubahan dalam ovarium yang mengakibatkan pula perubahan-perubahan besar pada seluruh badan wanita tersebut. Pubertas dialami pada umur 12 - 16 tahun dan dipengaruhi oleh keturunan, bangsa, iklim, dan lingkungan. Kejadian yang terpenting dalam pubertas ialah timbulnya haid yang pertama kali (menarche).
    Walapun begitu menarche merupakan gejala pubertas yang lambat. Paling awal terjadi pertumbuhan payudara (thelarche), kemudian tumbuh rambut kemaluan (puberche), disusul dengan tumbuhnya rambut diketiak. Barulah terjaid menarche, dan sesudah itu haid datang secara siklik. Haid (menstruasi) ialah perdarahan yang siklik dari uterus sebagai tanda awal alat reproduksi mulai berfungsi.
    Pengeluaran darah menstruasi berlangsung antara 3 - 7 hari, dengan jumlah darah yang hilang sekitar 50 - 60 cc tanpa bekuan darah. Bila perdarahan disertai gumpalan darah menunjukkan terjadi perdarahan banyak, yang merupakan keadaan abnormal pada menstruasi. Siklus menstruasi pada wanita tidak sama dengan variasi normal antara 26 - 32 atau 28 35 hari.
    Dalam pubertas anak tumbuh dengan cepat dan mendapatkan bentuk tubuh yang khas bagi jenisnya. Dengan pubertas ini, wanita masuk dalam masa reproduktif, artinya masa mendapat keturunan yang berlangsung kira-kira 30 tahun.

B. GANGGUAN MENSTRUASI
    Setelah memahami pengertian menstruasi normal dengan menarche sebagai titik awalnya, dapat dikemukakan beberapa gangguan menstruasi seperti di bawah ini.

a. Gangguan Banyaknya Darah dan Lamanya Haid
    Yang disebut hipermenorea (menoragia) pada bentuk gangguan siklus menstruasi tetap teratur, jumlah darah yang dikeluarkan cukup banyak dan terlihat dari jumlah pembalut yang dipakai dan gumpalan darahnya. Penyebab terjadinya menoragia kemungkinan terdapat mioma uteri (pembedaran rahim), polip endometrium (penebalan dinding rahim). Diagnosa kelainan ini dapat ditetapkan dengan cara pemeriksaan dalam, ultrasonografi (USG), dan pemeriksaan terhadap kerokan (kuretase). Kelainan kedua adalah hipomenorea, pada kelainan ini siklus menstruasi tetap teratur sesuai dengan jadwal menstruasi, jumlahnya sedikit, dengan kenyataan tidak banyak berdarah. Penyebabnya kemungkinan gangguan hormonal, kondisi wanita kekurangan gizi, atau wanita dengan penyakit tertentu.

b. Kelainan Siklus Menstruasi
    Mencakup bentuk-bentuk kelainan sebagai berikut: polimenorea, yaitu menstruasi yang sering terjadi dan abnormal. Oligomenorea, dimana siklus menstruasi melebihi 35 hari, jumlah perdarahan mungkin sama, penyebabnya adalah gangguan hormonal. Amenorea yaitu keterlambatan menstruasi lebih dari tiga bulan berturut-turut, menstruasi wanita teratur setelh mencapai usia 18 ahun. Ada beberapa bentuk amenorea yaitu amenorea primer dimana seorang wanita tidak mengalami menstruasi sejak kecil, penyebabnya kelainan anatomis alat kelamin diantaranya tidak terbentuknya rahim, tidka ada liang vagina, atau gangguan hormonal. Amenorea fisiologis (normal) yaitu seorang wanita sejak lahir sampai mencapai menarche terjadi pada kehamilan dan menyusui sampai batas tertentu, dan setelah mati haid. Amenorea sekunder yaitu pernah mengalami menstruasi dan selanjutnya berhenti lebih dari tiga bulan, penyebabnya kemungkinan gangguan gizi dan metabolisme, gangguan hormonal, terdapat tumor alat kelamin, atau penyakit menahun.

c. Perdarahan Diluar Haid
    Perdarahan diluar haid disebut juga metrogia. Perdarahan ini dapat disebabkan oleh keadaan yang bersifat hormonal dan kelainan anatomis. Pada kelainan hormonal terjadi gangguan poros hipotalamus-hipofise, ovarium (indung telur), dan rangsangan estrogen dan progesteron dengan bentuk perdarahan sebagai berikut: terjadi diluar menstruasi , bersifat bercak dan terus menerus, dan perdarahan menstruasi berkepanjangan. Pengobatan terhadap kelainan ini pada remaja (gadis) dengan pengaturan secara hormonal sedangkan untuk wanita menikah atau mempunyai anak dengan memeriksa alat kelamin dan bila perlu dilakukan kuretase dan pemeriksaan patologi untuk memastikannya. Untuk menegakkan kepastian dan mengurangi keluhan, sebaiknya dilakukan konsultasi ke dokter ahli. Bnetuk gambaran klinis gangguan hormonal dengan perdarahan yaitu perdarahan rahim menyimpang, menometroragia (perdarahan banyak dan berkelanjutan dengan menstruasi), atau mentroragia (perdarahan diluar menstruasi)
    Pada kelainan anatomis terjadi perdarahan karena adanya gangguan pada alat-alat kelamin diantaranya pada mulut rahim (keganasan, perlukaan, atau polip). Pada badan rahim (mioma uteri [tumor rahim], polip pada lapisan dalam rahim, keguguran atau penyakit trofoblast, keganasan). Sedangkan pada saluran telur kelainan dapat berupa kehamilan tuba (diluar kandungan), radang saluran telur, atau tumor tuba sampai keganasan tuba.
    Dapat disampaikan bahwa setiap perdarahan abnormal terjadi bersamaan atau diluar menstruasi sebaiknya melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.

d. Pre-Menstruasi Syndrome

 
    Yang biasa disebut PMS adalah sekumpulan gejala yang dialami wanita menjelang menstruasi. Biasanya PMS terjadi dalam bentuk gangguan emosional maupun fisik. Seperti merasa sedih tanpa sebab, panik, gelisah, insomnia, bad mood, mudah tersinggung, malas beraktivitas, selera makan meningkat atau berkurang, rasa nyeri pada payudara, perut kembung, kram perut, jerawat, sakit kepala dan migren, nyeri sendi dan sakit pinggang. Bahkan dalam kasus-kasus berat terdapat depresi, rasa ketakutan, gangguan konsentrasi. Faktor PMS ini tidak jelas, akan tetapi mungkin satu faktor yang memegang peranan ialah ketidakseimbangan hormon estrogen dan hormon progesteron dengan akibat retensi cairan dan natrium, penambahan berat badan dan kadang-kadang bangkak.
    Penanganan dari PMS ini berbeda-beda pada setiap wanita, tergantung dari gejala yang dialaminya. Untuk gangguan fisik dapat diberikan obat-obat pereda rasa nyeri seperti paracetamol atau asam mefenamat untuk pereda rasa nyeri ringan sampai sedang. Dosis yang dianjurkan ialah 500mg/6jam.

e. Dismenorea

 
    Dismenorea atau nyeri haid mungkin merupakan suatu gajala yang paling sering menyebabkan wanita-wanita muda pergi ke dokter untuk konsultasi dan pengobatan. Karena gangguan ini sifatnya subjektif, berat atau intensitasnya sukar dinilai. Walaupun frekuensi dismenorea cukup tinggi dan penyakit ini sudah lama dikenal, namun sampai sekarang patogenesisnya belum dapat dipecahkan dengan memuaskan.
    Oleh karena hampir semua wanita mengalami rasa tidak enak di perut bawah sebelum dan selama haid demikian hebatnya, sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara hidupnya sehari-hari, untuk beberapa jam atau beberapa hari.
    Dismenorea dibagi atas:
1.    Dismenorea primer (esensial, intrinsik, idiopatik), tidak terdapat hubungan dengan kelainan ginekologik.
2.    Dismenorea sekunder (ekstrinsik.yang diperoleh, acquired), disebabkan oleh kelaianan ginekologik (salpingitis kronika, endometriosis adenomiosis uteri, stenosis servisis uteri, dll).
Pembagian ini tidak seberapa tajam batasnya oleh karena dismenorea yang pada mulanya disangka primer, kadang-kadang – setelah diteliti lebih lanjut – memperlihatkan kelainan organik; jadi, termasuk dismenorea sekunder.

Penanganan pada dismenorea:
-    Penerangan dan Nasihat
Perlu dijelaskan kepada penderita bahwa dismenorea adalah gangguan yang tidak berbahaya untuk kesehatan. Hendaknya diadakan penjelasan dan diskusi mengenai cara hidup, pekerjaan, kegiatan, dan lingkungan penderita. Kemungkinan salah informasi mengenai haid atau adanya tabu atau takhayul mengenai haid perlu dibicarakan. Nasihat-nasihat mengenai makanan sehat, istirahat yang cukup, dan olahraga mungkin berguna. Kadangkadang diperlukan psikoterapi.
-    Pemberian obat analgesik
Dewasa ini banyak beredar obat-obat anakgesik yang dapat diberikansebagai terapi simptomatik. Jika rasa nyerinya hebat, diperlukan istirahat di tempat tidur dan kompres panas pada perut bawah untuk mengurangi penderitaan. Obat analgesik yang sering diberikan adalah paracetamol, asam mefenamat, atau preparat kombinasi aspirin, fenasetin, dan kafein.


Sumber : 
- Prawirohadrjo, Sarwono.Ilmu Kandungan.2008.Jakarta.
- Obstetri Fisiologi Unpad.2008.
- Memahami Reproduksi Wanita.2008.